I.
Perbedaan
Akar Monokotil dan Dikotil Secara Susunan
Akar
adalah bagian tumbuhan yang berfungsi menyerap air dan mineral dari tanah. Pada
umumnya, akar memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Tidak berbuku-buku sehingga tidak beruas-ruas dan tidak mendukung daun, sisik atau bagian lainnya.
- warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
- tumbuh terus pada ujungnya.
- bentuk sering kali meruncing sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.
- tumbuh dengan arah ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan arah datangnya cahaya.
A. Perbedaan
anatomi akar monokotil dan dikotil
Batas
ujung akar dan kaliptra jelas, Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, Punya
empulur yang luas sebagai pusat akar, Tidak ada kambiumnya, Jumlah lengan
protoxilem banyak (lebih dari 12) dan Letak xilem dan floem berselang-seling
B. Akar dikotil (anatomi)
v Batas ujung akar dan kaliptra tidak
jelas
v Perisikel terdiri dari 1 lapis sel
v Tidak punya empulur
/ empulurnya sempit
v Mempunyai kambium
v Jumlah lengan xilem antara 2-6
v Letak xilem di dalam dan floem di
luar (dengan kambium sebagai pembatas)
C. Struktur
Anatomi Akar Dikotil
Secara
umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis,
sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta
sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas
xilem dan floem yang tersusun berselang-seling. Struktur anatomi
akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda. Secara morfologi, kayaknya
antara dikotil dan monokotil tidak ada bedanya.
Cuma, tanaman
monokotil akarnya serabut dan tanaman dikotil akarnyatunggang.floem
di luar (dengan kambium sebagai pembatas). Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil, akar lembaga terus
tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki
ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi
oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar
sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum,
dinamakan kolumela.
II.
Bagaimana Masuknya Air dan
Garam-garam Mineral Dari Tanah Melalui Akar?
Pengangkutan Zat pada Tumbuhan. Tumbuhan memerlukan berbagai macam
zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat tersebut sebagian besar diambil dari
lingkungan, misalnya mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen. Tumbuhan
tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui daun. Air dan
garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui
rambut-rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Tumbuhan mengambil air,
karbon dioksida, dan oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.
Tumbuhan
membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air digunakan dalam
semua reaksi kimia, mengangkut zat hara, membangun turgor, dan akhirnya keluar
dari daun sebagai uap atau air. Tumbuhan mempunyai sistem pengangkutan air dan
garam mineral yang diperoleh dari tanah agar air tetap tersedia. Pada tumbuhan
tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral yang
diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular.
Pengangkutan ekstravaskular adalah pengangkutan di luar
berkas pembuluh. Pengangkutan ini bergerak dari permukaan akar menuju ke
bagian-bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju ke berkas pembuluh.
Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas
pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.
Pada
pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian bergerak
di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis
untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan
bergerak bebas di antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan air dan
mineral secara ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas.
2. Proses Pengangkutan Ekstravaskular
Gambar 2.14
Pengangkutan ekstravaskular secara
simplas (a) dan apoplas (b)
Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau transpor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan ruang-ruang antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati endodermis sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke dalam xilem. Pita kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena itu,apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap. Kebalikan dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Transportasi simplas yaitu bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan. Pada sistem simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor aktif melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut akar ke sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya ke berkas pembuluh kayu atau xilem.
Pengangkutan
mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam akar karena
melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah
berkonsentrasi tinggi.
2. Proses Pengangkutan Intravaskular
Pengangkutan
intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh (xilem) dari akar
menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai dari xilem
akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun. Pada
tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke
sel-sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air
dan garam-garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan
transportasi. Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada
trakeida.
Gambar disamping
adalah pengangkutan air dan garam mineral secara intravaskuler
Ada
beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida merupakan
satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak mempunyai
trakea misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka. Pengangkutan
air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti beberapa
teori sebagai berikut.
a. Teori vital
Teori vital menyatakan bahwa perjalanan
air dari akar menuju daun dapat terlaksana karena adanya sel-sel hidup,
misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.
b. Teori Dixon Joly
Teori Dixon Joly menyatakan bahwa
naiknya air ke atas karena tarikan dari atas, yaitu ketika daun melakukan
transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah ke daerah kering.
c. Teori tekanan akar
Teori
tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya
tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam
air tanah dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi
pada malam hari dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun
tumbuhan (gutasi).
Pada
dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam tumbuhan melibatkan
tiga proses sebagai berikut:
a.Proses osmosis.
b.Proses
difusi.
c.Proses
transpor aktif.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari dalam
tanah ke tubuh tumbuhan melalui lintasan tertentu.
Air
yang diangkut xilem digunakan untuk fotosintesis dan sebagian mengalami
transpirasi. Laju transpirasi dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya
kelembapan, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
Kelembapan
berpengaruh terhadap laju transpirasi. Jika kelembapan udara lingkungan di
sekitar tumbuhan tinggi maka difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan akan
berlangsung lambat. Sebaliknya, jika kelembapan di sekitar tumbuhan rendah,
difusi air dalam ruang udara pada tumbuhan berlangsung cepat. Jika suhu
lingkungan semakin tinggi maka laju transpirasi juga semakin cepat. Demikian
juga jika intensitas cahaya meningkat maka transpirasi tumbuhan meningkat.
Angin
cenderung meningkatkan laju transpirasi karena angin dapat menyapu uap air yang
terkumpul di dekat permukaan. Sementara itu, kandungan air tanah juga dapat
mempengaruhi laju transpirasi. Jika kandungan air tanah cukup banyak sehingga
potensial air tanah lebih tinggi daripada di dalam sel-sel tumbuhan maka aliran
air di dalam pembuluh kayu dan laju transpirasi meningkat.
Selain
pengangkutan air dan mineral dari tanah, pada tumbuhan juga terjadi
pengangkutan hasil-hasil fotosintesis. Zat makanan hasil fotosintesis ditimbun
sementara pada daun. Namun, banyak tumbuhan yang mempunyai organ penyimpanan
misalnya umbi akar.
Selanjutnya,
zat makanan ini mengalami pengangkutan ke bagian bagian tumbuhan lain melalui
pembuluh tapis (floem). Jadi, pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis secara dua arah, yaitu dari daun ke tempat penyimpanan makanan
cadangan dan ke bagian bagian yang aktif tumbuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar