Kamis, 10 Januari 2013

Penentuan pH tanah (pH H2O dan pH KCl)


BAB I
PENDAHULUAN

1.         Latar Belakang
            Penetapan reaksi tanah (pH) tertentu yang terukur pada tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu, penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman.

Pengamatan Profil Pewakil Dilapang & Sampel Tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
      Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian antara lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, kapasitas infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif, dan sebagainya.

Senin, 07 Januari 2013

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Penentuan kesesuaian lahan merupakan salah satu kegiatan dalam evaluasi lahan yang dapat membantu petani dan pelaksana pertanian untuk menentukan kesesuaian lahan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, sebelum dimulainya proses penanaman.

BADAN USAHA AGRIBISNIS


Badan usaha atau corporate merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi atau faktor produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
            Badan usaha agribisnis berarti sumber-sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi yang mengolah sumberdaya pertanian.

KELEMBAGAAN DI DESA


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
            Konsep kultur dan struktur, sebagaimana telah ditunjukkan dalam bab-bab sebelumnya, memang merupakan konsep yang sangat penting dalam memahami perilaku orang dalam masyarakat. Namun bagaimana bentuk atau sifat pengaruh kultur dan atruktur itu terhadap perilaku orang secara konkrit sangatlah sulit untuk ditandai dan dilihat. Mengapa ?

Minggu, 06 Januari 2013

PEMANFAATAN KOMPOS LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP AGREGAT ULTISOL DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr).


I.  PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
            Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering (upland) yang tersebar cukup luas yaitu : 48,3 juta ha, yang tersebar di Sumatera 20,6 juta ha, Kalimantan 16,1 juta ha, Sulawesi 2 juta ha, Irian jaya 9,5 juta ha dan sebagian kecil di Jawa berkisar 29,7 % ( Murnir, 1996 ). Sedangkan di Propinsi Jambi luas areal lahan marjinal Ultisol 2,51 juta ha ( Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2001 ).