Kamis, 10 Januari 2013

Pengamatan Profil Pewakil Dilapang & Sampel Tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
      Sebagai tubuh alam, sifat fisik, kimia, biologi tanah sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian. Faktor fisik tanah yang sangat berpengaruh pada kegiatan pertanian antara lain tekstur, struktur, konsistensi, kapasitas memegang air, kapasitas infiltrasi, permeabilitas, drainase, kedalaman efektif, dan sebagainya.
Tindakan-tindakan terhadap tanah, umumnya ditujukan untuk menambah dan menjamin keseimbangan hara dan bagi tanaman, mencegah keracunan, kehilangan, serta manipulasi kondisi lingkungan hingga sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangahn tanaman dan hewan. Dalam pengelolaan pertanian, pemanfaatan maksimal faktor-faktor tersebut harus diperhatikan untuk menjaga produktivitas dan kegunaan tanah secara lestari. Morfologi tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati langsung di lapang yang menunjukkan profil tanah kearah dalam tanah. Hal ini penting untuk diamati karena akar tanaman berjangkar di tempat tersebut. Semakin baik akar berjangkar pada umumnya pertumbuhan tanaman semakin baik dan sebaliknya. Pengamatan profil tanah perlu memperhatikan sifat-sifat tanah karena morfologi tanah sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Pengamatan morfologi tanah yang dapat dilakukan adalah seperti pengamatan ketebalan top soil, kedalaman efektif, duripan, fragipan, horizon argilik, petroferik, petrogibsik, dan lain-lain. Dari sifat-sifat tersebut dapat diperkirakan tanaman yang berpotensi untuk tumbuh secara optimal pada daerah tersebut. Dalam mengamati morfologi tanah selalu dicatat pula kondisi lingkungan disekitarnya seperti bahan induk, lereng, fisiografi, drainase, permukaan, keadaan batuan dan sebagainya. Morfologi tanah tergantung pada tingkat perkembangan tanah tersebut. Tingkat perkembangan tanah dinilai dari tingkat perkembangan horizon yang terjadi.

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
  1. Mahasiswa dapat mengetahui warna, stuktur, tekstur tanah, dan konsistensi.
  2. Mahasiswa mempunyai gambaran umum tentang potensi tanah untuk mendukung     pertumbuhan tanaman.                                                                                                               
  3. Dapat menyebutkan berbagai klasifikasi tanah dan menjelaskan sifat- sifat tanah secara umum.
  4. Untuk Mengetahui dan Melihat Lapisan – Lapisan Tanah.
  5. Untuk mengetahui jenis tanah yang terganggu dan tanah tidak terganggu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Tanah adalah material yang tidak padat yang terletak di permukaan bumi, sebagai media untuk menumbuhkan tanaman (SSSA, Glossary of Soil Science Term). Tanah sebagai tubuh alam mempunyai berbagai macam fungsi utama, diantaranya pertama sebagai media tumbuhan tanaman yang menyediakan hara dan air. Kedua sebagai gudang unsur-unsur hara makro dan mikro serta mengatur penyediaan bagi tanaman. Ketiga sebagai tempat tunjangan mekanik akar tanaman. Tanah dari tempat ke tempat tanah berbeda. Misalnya pada lereng yang curam tanah tidak sedalam dan seproduktif seperti tanah yang terdapat di tempat yang datar. Sifat-sifat tanah yang dibentuk di daerah tropik akan berbeda dari tanah yang dibentuk di daerah sub tropik. Selain itu, kita juga harus mempelajari tentang morfologi tanah tersebut untuk meningkatkan kualitas tanah guna meningkatkan produktivitasnya. Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi dalam dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya pembangunan dan penghancur. Pelapukan bahan organik merupakan kejadian destruktif, sedangkan pembentukan mineral baru sepetii liat, dan perkembangan suatu horizon merupakan kejadian sintetik. (Goeswono, Soepardi, 1983).
Selain definisi di atas definisi tanah di kelompokkan dalam tiga definisi yaitu:
(1) Berdasarkan pandangan ahli geologi.
(2) Berdasarkan pandangan ahli ilmu alam murni.
(3) Berdasarkan pandangan ilmu pertanian.
            Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman, tubuh alam yang berasal dari hancuran batuan dan bahan organik. Hal tersebut dapat dipelajari dari suatu penampang tegak atau profil tanah. Horizon Tanah, huruf kapital O, A, E, B, C, R merupakan simbol-simbol untuk horizon utama dan lapisan utama tanah. Huruf-huruf kapital ini merupakan simbol dasar, yang dapat diberi tambahan karakter-karakter lain untuk melengkapi penamaan horizon dan lapisan. Horizon O adalah lapisan yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian jenuh air dalam periode yang lama, atau suatu ketika pernah jenuh air, tetapi sekarang telah didrainase, sebagian yang lain tidak pernah mengalami jenuh air. Sebagian besar horizon O tersusun dari serasah segar yang belum terdekomposisi atau sebagian telah terdekomposisi yang telah tertimbun di permukaan. Serasah seperti ini dapat berada di atas permukaan tanah mineral atau tanah organik.
Keterangan :
A : Horizon Organik
O : Horizon pencampuran bahan organik
      terhumifikasi dengan bahan mineral
E : Horizon pencucian (eluviasi)
B : Horizon penumpukan (iluviasi)
C : Bahan induk
R : Batuan induk
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan untuk meneliti sifat-sifat tanah dengan baik dilapangan, maka perlu dilakukan irisan tegak lurus dari permukaan tanah ke bawah.Dari irisan tegak lurus ini akan terlihat hubungan tanah yang berada di permukaan bumi dengan benda-benda bagian bawahnya sebagai pembentuk tanah.Irisan tegak lurus seperti ini umumnya sampai kedalaman ± 150 cm, disebut Profil tanah.














BAB III
METEDOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Tempat            : Dikebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Hari/Tanggal   : Kamis, 18 Oktober 2012
Jam                  : 08.00 – 10.00 WIB

3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu:
Alat:                                                                                 Bahan:
1.    Cangkul                                                                       1.  Tanah lapang praktikum
2.    Buku Munsell Colour Chart                                        2.  1 ring berisi tanah
3.    Air      
4.    Kompas
5.    Pisau Lapang
6.    Bor Tanah Mineral
7.    Clinometer/Abnylevd
8.    Ring 2 buah
9.    Meteran
10.                        Kertas label
11.                        Plastik ukuran 2 kg
12.                        Papan triplek
13.                        Kayu balok kecil
14.                        Pisau cutter
15.                        Timbangan & oven.





3.3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
3.3.1. Cara kerja pengamatan profil pewakil dilapang
v  Pengamatan dilakukan pada satu lokasi yaitu kebun percobaan fakultas pertanian. Setiap kelompok besar praktikum didampingi dosen praktikum yang membantu mahasiswa dalam mengamati profil tanah.
v  Membersihkan sekitar lahan yang akan diamati Profil Tanahnya.
v  Pengamatan dilakukan pada  lokasi yang sama.
v  Membuat Lubang dan mengamati profil tiap lapisan.
v  Menentukan batas-batas horison berdasarkan warna dan kekerasan.
v  Mengukur batas-batas horison dalam satuan cm.
v  Mengamati sifat morfologi tanah antara lain: kedalaman lapisan tiap horizon (menggunakan meteran), batas horizon, warna tanah (menggunakan buku warna tanah), tekstur tanah (menggunakan air), struktur tanah, konsistensi, kedalaman efektif dan vegetasi di sekitar daerah tersebut.
v  Mencatat hasil pengamatan.
3.3.2. Cara kerja pengamatan pengamatan sampel tanah
v  Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
v  Mengambil tanah terganggu sebanyak 1 kg dengan menggunakan bor tanah secara berpindah-pindah dan dimasukkan ke dalam plastik ukuran 1 kg.
v  Menggambil tanah tidak terganggu dengan menggunakan ring.
v  Kemudian tanah terganggu dan tanah tidak terganggu disimpan ke dalam laboratorium untuk di timbang berat tanah tersebut.
v  Kemudian timbang berat basa ring yang berisi sampel tanah tidak terganggu dilaboratorium.
v  Setelah 2x24 jam ring dioven dan ditimbang berat keringnya.
v  Kemudian. menentukan KA, BV, dan TRP.
v  Mencatat hasil pengamatan.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1.  Hasil profil pewakil dilapang
Kedalaman (cm)
Warna
Tekstur
Struktur
Taraf Perkembangan
Konsistensi
0-12
10 YR 3/3 coklat gelap
Lempung liat berpasir
Gumpal membulat
Halus kuat
Sangat gembur
12-20
10 YR 5/8 coklat kekuningan
Lempung liat berpasir
Gumpal membulat
Halus kuat
Gembur
20-36
10 YR 4/6 coklat kekuningan gelap
Lempung berpasir
Gumpal membulat
Halus kuat
Gembur
36-48
10 YR 6/6 kuning kecoklatan
Liat berpasir
Gumpal membulat
Halus kuat
Teguh
48-65
10 YR 7/8 kuning
Liat berdebu
Gumpal membulat
Halus kuat
Teguh
65-92
10 YR 6/8 kuning kecoklatan
Liat berdebu
Gumpal membulat
Halus kuat
Teguh
92-120
7,5 YR 6/8 kuning kemerahan
Liat berdebu
Gumpal membulat
Halus kuat
Sangat Teguh

4.1.2. Hasil pengamatan sampel tanah
Kelompok
KA (%)
BV (gr/cm3)
TRP (%)
I
14,4
2,31
12,9
II
17
1,97
36
III
6
0,314
25,8
IV
14,5
2,14
19
V
20,7
2,019
23
VI
12,3
0,19
20
4.2.1. Pembahasan profil pewakil dilapang
            Lapisan-lapisan tanah yang terlihat memiliki kedalaman lapisan yang berbeda-beda. Lapisan I memiliki kedalaman lapisan sekitar 12 cm, sedangkan lapisan II memiliki kedalaman 20 cm. Adapun lapisan ketiga memiliki kedalaman lapisan sekitar 36 cm. Hal ini didukung oleh Kartasapoetra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan tanah atas (top soil) memiliki ketebalan solum sekitar 20 sampai 35 cm. Pada praktikum ini vegetasi dominan alang-alang dan spesifiks kebun pisang, eksposisi lereng tengah, dan drainase permukaan sedang sedangkan didalam lambat.
            Pada lapisan-lapisan tersebut terdapat batasan lapisan yang menunjukkan perbedaan antar lapisan. Dalam pengamatan di lapangan, diperoleh bahwa batasan antar lapisan kurang tegas atau baur dengan topografi batasan lapisan yang berombak. Adanya batasan dan topografi lapisan-lapisan ini sesuai dengan Kartasapoetra dan Mulyani (1987) yang menyatakan bahwa lapisan-lapisan yang terbentuk pada profil tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata tetapi kerap kali batas-batasnya agak kabur .
            Perbedaan warna antar lapisan juga sangat jelas. Secara umum, lapisan atas lebih gelap dibandingkan dengan lapisan yang ada di bawahnya. Sesuai dengan pengamatan di lapangan lapisan I berwana coklat gelap, lapisan II berwarna coklat kekuningan dan lapisan III berwarna coklat kekuningan gelap. Adanya perbedaan warna ini dijelaskan Hardjowigeno (1987) bahwa warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap.
            Berdasarkan uji feeling di lapangan, tekstur lapisan tanah I, lapisan tanah II, lapisan tanah III berturut-turut adalah Liat berpasir, lempung berliat dan liat. Lapisan tanah I terasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar dan juga melekat. Lapisan tanah II terasa agak licin dan melekat sedangkan lapisan tanah III terasa halu dan sangat lekat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa di lapang, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus dan kasarnya yaitu dirasakan adanya butir-butir pasir, debu dan liat.
            Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Dalam praktek di lapangan, diperoleh struktur tanah tiap lapisan agak berbeda. Pada lapisan I struktur tanah halus kuat sedangkan lapisan II dan III masing-masing berstruktur sedang dan halus. Menurut Hardjowigeno (1987), gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.
            Konsistensi tanah pada setiap lapisan pada praktikum tidak menunjukkkan perbedaan. Pada lapisan I konsistensi tanah lebih lembab sedangkan pada lapisan II konsistensi tanah lembab. Adapun lapisan III konsistensi tanah lembab. Menurut Hardjowigeno (1987) tanah basah adalah tanah dengan kandungan air di atas kapasitas lapang, tanah lembab adalah tanah dengan kandungan air mendekati kapasitas lapang sedangkan tanah kering adalah tanah dalam keadaan kering angin. Dengan demikian, konsistensi tanah dalam hal ini disebabkan oleh kandungan air pada setiap lapisan tanah. Berarti pada praktikum ini lahan yang digunakkan memiliki konsistensi tanah lembab yaitu kandungan air mendekati kapasitas lapang.
4.2.2. Pembahasan pengamatan sampel tanah
            Pada praktikum dalam hal pengamatan sampel tanah setiap kelompok memiliki hasil KA, BV, dan TRP yang berbeda-beda, seharusnya nilai BV berada di sekitar 1,3-1,6 gr/cm3. Akan tetapi, dalam praktikum kali ini terjadi kesalahan karena hasil yang didapat setiap kelompok melebihi nilai seharusnya untuk tanah  berat volum diantara 1,3-1,6 gr/cm3. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya diantaranya yaitu:
v  Kesalahan dalam memilih lahan untuk pengamatan sampel tanah, karena ring yang seharusnya diisi dengan tanah yang tidak terganggu, mungkin saja tanah yang dipakai sebagai sampel merupakan sudah tanah terganggu sehingga secara otomatis sifat-sifat fisik tanah sudah berubah dan dapat mempengaruhi dalam menentukan atau mencari KA, BV, dan TRP.
v  Kesalahan dalam oven, karena tanah dalam ring harus benar-benar sudah kering yaitu selama 2x24 jam, jika tanh dala ring belum kering (masih dalam tanah basa) maka perhitungan yang dilakukan dalam mencari KA, BV, dan TRP pasti akan salah. Karena itu, pengovenan sangat harus teliti dan akurat.
v  Ketelitian dalam menimbang berat tanah basa, tanah kering, berat alas, mengukur diameter ring, tinggi ring dan mencari perhitungan KA, BV, dan TRP. Karena jika salah satu saja salah maka, akan berdampak pada hasil data yang diperoleh salah dan tidak akurat.

BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan kita dapat melihat langsung profil tanah dan mengetahui tekstur, konsistensi dan struktur dari tanah. Profil tanah merupakan penampang vertikal dari Tanah yang menunjukkan susunan horison atau lapisan.Horison-horison yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas kebawah disebut horison O, A, B dan C dan horison yang menyusun solum tanah adalah horison A dan B.Apabila kita menggali lubang pada tanah, maka kalau kita perhatikan dengan teliti pada masing-masing isi lubang tersebut akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Dari pengamatan kita juga mengetahui horison-horison yang menyusun profil tanah.
Tanah merupakan benda alami yang terbentuk akibat proses pembentukkan tanah yang tersusun atas lapisan-lapisan (horison) dan pelapukan bebatuan dan bahan organik yang berfungsi sebagi media pertumbuhan tanaman.Dari hasil pengamatan yang dilakukan dilapangan, kita dapat menggunakan ring dan bor tanah untuk mengambil sampel tanah Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi.
            Dalam pengamatan sampel tanah harus lebih teliti lagi terutama dalam memilih lahan yang tidak terganggu, dalam pengovenan, dan keakuratan dalam menimbang tanah, mengukur ring dan perhitungan. Karena semua komponen harus benar sehingga hasil data KA, BV, dan TRP didapat hasil yang akurat.






DAFTAR PUSTAKA


Hardjowigeno, Sarwono,1995.IlmuTanah.AkademikaPressindo,Jakarta.
Cornell University, 1976, Soil Conservation for Development Countries, FAO of The United       Nations,  Rome.
Arsyad, S. 1979. Konservasi Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian              Bogor.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja   Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman. Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi      ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo.           Jakarta.274Halaman.
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah. Fakultas     Pertanian. Universitas Sriwijaya. Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Nugroho, Budi dan Yayat Hidayat. 2009. Penuntun Praktikum Ilmu Tanah. Institut Pertanian      Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar